Network
Rembang Bicara - Terkait kasus dugaan supa ekspor benih lobster, KPK baru saja menetapkan 7 nam sebagai tersangka.
Di antaranya, 6 nama sebagai penerim: EP (Edhy Prabowo), Menteri Kelautan dan Perikanan, SAF (Safri) Staf Khusus Menteri KKP, APM; (Andreu Pribadi Misata), staf khusus Menteri juga selaku Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence), SWD; (Siswadi) pengurus PT Aero Citra Kargo, AF; (Ainul Faqih), staf istri Menteri KKP, AM (Amril Mukminin), Sespri Menteri KKP, dan satu nama sebagai pemberi: SJT (Suharjito) selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa.
Dalam pemeriksaan, diketahui bahwa Edhy Prabowo telah menerima suap sekitar Rp3,4 miliar dan sudah digunakan untuk berbelanja barang-barang mewah di Honolulu, Amerika Serikat.
Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Edhy Prabowo Sampaikan Ini Kepada Jokowi dan Prabowo
"Selanjutnya pada 5 November 2020, diduga terdapat transfer dari rekening ABT (Ahmad Bahtiar) ke rekening di salah satu bank atas nama AF (Ainul Fiqih) sebesar Rp3,4 miliar yang diperuntukkan bagi keperluan EP (Edhy Prabowo), IRW (Iis Rosyati Dewi), SAF (Safri) dan APM (Andreu Pribadi Misata) antara lain dipergunakan untuk belanja barang mewah oleh EP dan IRW di Honolulu AS," demikian yang diturukan oleh Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango di gedung KPK Jakarta, Kamis, 26 November 2020.
Dalam keterangannya, KPK menyebut bahwa Edhy dan tersangka lain telah melakukan pembelanjaan terhitung sejak tanggal 21 hingga 23 November 2020.
Kemudian Nawai membeberakan sejumlah barang branded yang terbeli dengan budget Rp750 juta dari uang suap tersebut.
"Sejumlah sekitar Rp750 juta di antaranya berupa jam tangan rolex, tas Tumi dan LV, baju Old Navy," terang Nawawi.
Baca Juga: Mengejutkan! Habib Rizieq Geser Posisi Anies Baswedan dalam Bursa Capres 2024 Mendatang
