Ketua PP Muhammadiyah Sebut Transaksi Dinar Dirham Tidak Masalah: Mereka Beli Dulu dengan Rupiah

- 8 Februari 2021, 11:36 WIB
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbasmuhammadiyah.or.id
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbasmuhammadiyah.or.id /muhammadiyah.or.id

Rembang Bicara – Akhir-akhir ini sedang ramai soal kebijakan dari Bank Indonesia (BI) yang menyatakan dinar dan dirham bukan alat pembayaran yang sah.

BI menyebut hanya rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Hal ini tercantum dalam Pasal 23 B UUD 1945 jo. Pasal 1 angka 1 dan angka 2, Pasal 2 ayat (1) serta Pasal 21 ayat (1) UU Mata Uang, Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, BI menyatakan bahwa dinar dan dirham hingga bentuk-bentuk lainya tidak bisa menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Baca Juga: HORE! Banpres Rp2,4 Juta untuk UMKM Diperpanjang Hingga 18 Februari 2021, Siapkan Syaratnya

Pernyataan BI tersebut dilatarbelakangi adanya Pasar Muamalah di Depok, Jawa Barat yang melakukan transaksi jual beli yang menggunakan koin dinar dan dirham selain rupiah dan barang komoditas.

Atas kejadian tersebut, pendiri Pasar Muamalah, Zai Saidi ditangkap oleh Penyidik Direktorat Tndak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri dan ditetapkan sebagai tersangka.

Lantas kebijakan BI tersebut pun mendapatkan beragam tanggapan dari organisasi maupun masyarakat.

Kali ini tanggapan datang dari Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Ia mengajak masyarakat untuk bijak dalam merespon kasus ini.

Baca Juga: Siap-siap! Lansia Dapat Jatah Vaksinasi Covid-19 di Bulan April 2021

Dikabarkan dari Muhammadiyah.or.id, Anwar Abbas menyebut tidak masalah bertransaksi dengan menggunakan dinar dan dirham jika dalam membeli emas atau pera, alat barternya adalah mata uang rupiah.

“Saya rasa tidak masalah karena untuk membuat komoditi dinar dan dirham tersebut mereka juga telah membelinya terlebih dahulu dengan menggunakan rupiah” ujar Anwar Abbas dikutip Rembangbicara.com dari Muhammadiyah.or.id, Senin 8 Februari 2021.

Abbas juga menegaskan bahwa ia seakat dengan BI bahwa sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya menghindari transasi menggunakan mata uang asing di negeri sendiri.

Baca Juga: BI Sebut Dinar dan Dirham Bukan Alat Bayar Sah, Ustad Tengku Zul Bandingkan dengan Kartu Tol dan Kartu Parkir

Ketua PP Muhammadiyah tersebut juga meyebut bahwa dinar dan dirham yang digunakan di Pasar Muamalah bukanlah mata uang suatu negara. Tetapi, berupa koin emas dan perak yang dibeli dari PT Antam dan pihak lain menggunakan rupiah.***

Editor: Dian Fitriyani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah