Profil, Biografi Lengkap Pahlawan Nasional KH. Hasyim Asy'ari Serta Perannya dalam Kemerdekaan Indonesia

- 1 Agustus 2021, 12:00 WIB
Sosok KH Hasyim Asyari
Sosok KH Hasyim Asyari /Tebuireng.online.com/

KH Hasyim Asy'ari sendiri lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada 14 Februari 1971. Beliau kemudian tercatat meninggal dunia pada tanggal 21 Juli 1947, di kota dan provinsi yang sama. Pemakamannya sendiri berlokasi di Tebu Ireng, salah satu daerah di Jombang.

Fiketahui bahwa ketika ia usia 15 tahun, beliau berkelana mencari ilmu ke Pesantren lain. Hal ini dilakukan karena beliau merasa belum cukup menimba ilmu yang diterima sebelumnya.

Beberapa Pesantren yang beliau singgahi antara lain: Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), Pesantren Siwalan, dan Pesantren Panji (Sidoarjo). Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy'ari menunaikan ibadah Haji sekaligus menimba ilmu kepada Syech Ahmad Khatib dan Syech Mahfudh At-Tarmisi, merupakan guru dibidang Hadist.

Ketika pulang, beliau menyempatkan diri untuk singgah ke Johor, Malaysia. Di sana beliau mengajar kepada para santri sampai tahun 1899.

Baca Juga: Link Mudah Nonton Drama Romantis China Truth or Dare Episode 1-30 Subtittle Indonesia

Perjuangan Kemerdekaan dan Sejarah Resolusi Jihad

Puncak perjuangan yang dipelopori oleh ulama muncul setelah adanya fatwa jihad yang dikumandangkan Hadharatu syekh KH. M. Hasyim Asy’ari dan lebih dikenal dengan “Resolusi Jihad” tanggal 22 Oktober 1945, sebelum pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Resolusi itu sebagai legitimasi bagi pemerintah sekaligus kritik terhadap sikap politik yang pasif dengan agresi militer Sekutu. 

Resousi Jihad merupakan pernyataan tertulis yang disepakati oleh wakil-wakil masyarakat yang memuat tuntutan untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan landasan ajaran Islam dan sejatinya meminta ketegasan pemerintah Indonesia untuk segera mendeklarasikan Perang suci atau Perang jihad. 

Revolusi jihad berawal dari peristiwa sebelumnya. Setelah kemenangan sekutu atas Jepang yang ditandai menyerahnya Jepang tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945, maka Indonesia memproklamirkan kemerdekaan secara de facto tanggal 17 Agustus.

Bagi NU, Belanda dan Jepang bukan lagi pemegang kekusaan yang sah. Kedatangan Belanda yang membonceng kekuatan sekutu dipandang sebagai agresi yang menentang kekuasaan muslim yang sah, yaitu pemerintahan Republik Indonesia. Maka tidak ada pilihan lain bagi NU selain berada di belakang Republik dan mengusir tentara sekutu, apapun taruhannya.

Halaman:

Editor: Achmad Choirul Furqon

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah