Biografi Soekarni Kartodiwirjo, Tokoh Muda Pendorong Proklamasi Tanggal 17 Agustus 1945

- 17 Agustus 2021, 07:54 WIB
Soekarni Kartodiwirjo atau yang akrab disapa Bung Karni merupakan sosok penting di balik kemerdekaan Indonesia
Soekarni Kartodiwirjo atau yang akrab disapa Bung Karni merupakan sosok penting di balik kemerdekaan Indonesia /Tangkapan layar kanal YouTube /Saptono Soemarsono

Para aktivis pemuda Menteng 31 sering kali mengadakan kegiatan yang mengundang para tokoh pemuda dengan menhadirkan penceramah dari para tokoh perjuangan kemerdekaan. Diantaranya adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Sultan Sjahrir.

Sejak awal tahun 1945 mereka sudah membahas perkembangan perang Asia Timur Raya yang dimenangkan pasukan Sekutu. Pada tanggal 15 Agustus 1945 mereka mendapat kabar tentang penyerahan tanpa syarat pemerintah Jepang.

Berdasarkan berita itulah mereka mendesak pimpinan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI); Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Namun kedua tokoh PPKI ini menolak desakan mereka sehingga tercipta ketegangan yang kemudian dikenal sebagai pertentangan pendapat antar golongan tua yang diwakili PPKI dan golongan muda yang diwakili kelompok muda dari Menteng 31.

Sukarni bersama para tokoh muda akhirnya merencanakan penculikan terhadap Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Keduanya diculik dari rumahnya masing-masing pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, bertepatan dengan pembukaan sidang PPKI. Penculikan berjalan lancer karena mendapat dukungan dari komandan PETA di Jakarta dan Purwakarta. Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke luar dari Jakarta menuju Rengasdengklok yang merupakan wilayah komando PETA Purwakarta.

Baca Juga: 10 Twibbon Peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 RI dari Nahdlatul Ulama (NU), Keren Dijadikan Profil WA dan IG

Penculikan yang dilakukan golongan muda terhadap Soekarno dan Hatta berakhir pada malam harinya setelah mencapai kesepakatan antara Mr. Achmad Subardjo (golongan tua) dan Wikana (golongan muda) untuk menyiapkan proklamasi kemerdekaan secepatnya.

Berdasarkan kesepakatan inilah Subardjo dikawal oleh golongan muda untuk menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok. Mereka langsung kembali ke Jakarta dan tiba di pada tengah malam.

Namun rencana proklamasi tidak berjalan sesuai rencana karena tidak mendapatkan izin dari penguasa militer Jepang tertinggi di Pulau Jawa, Mayor Jenderal Nishimimura.

Para tokoh Indonesia yang ditemani Laksamana Muda Tadashi Maeda ini kembali dengan kecewa. Mereka menuju rumah kediaman Maeda di Jalan Imam Bonjol I (sekarang Museum Proklamasi). Seluruh tokoh golongan tua dan golongan muda sudah menantinya, termasuk Sukarni. Mereka mengadakan rapat tanpa dihadiri Maeda. Di dalam rapat itu Sukarni mengusulkan agar Proklamasi hanya ditanda-tangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: IKPNI


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah