Soal Klaim Big Data Penundaan Pemilu 2024, PB PMII Nilai Pernyataan Luhut Impossible dan Patut dipertanyakan

- 17 Maret 2022, 16:30 WIB
Logo Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Logo Komisi Pemilihan Umum (KPU) /KPU/

Rembang Bicara - Sepekan terakhir wacana penundaan pemilu 2024 kembali naik ke permukaan setelah Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim dirinya memiliki big data berkaitan dengan dukungan netizen terhadap penundaan pemilu 2024. Menurut Luhut, big data tersebut berisi 110 juta pengguna media sosial yang setuju jika pemilu 2024 ditunda.

Klaim big data terkait dukungan netizen terhadap penundaan pemilu ini awalnya disampaikan oleh Luhut saat menghadiri podcast #closethedoor Deddy Corbuzier, yang diunggah di Youtube hari Jumat 11 Maret 2022 lalu.

Dalam pernyataanya, Luhut menjelaskan masyarakat pada kelas menengah ke bawah menginginkan kondisi sosial ekonomi yang tenang, maka penyelenggaraan pemilu pada 2024 diangap dapat menghambat hal tersebut.

Baca Juga: Sempat Positif Covid 19, Jonatan Christie Tampil Gacor di Babak Pertama All England 2020, 'Ini Keajaiban'

Klaim Luhut tersebut kemudian mengundang munculnya berbagai pertanyaan dari publik. Publik menilai data tersebut perlu dibuka dan diuji dalam berbagai metode sehingga tidak menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan.

Menurut Direktur Lembaga Kepemiluan dan Demokrasi PB PMII Yayan Hidayat, klaim Luhut impossible dan patut dipertanyakan secara akademis. Bahkan berdasarkan hasil analisisnya, Yayan Hidayat menemukan fakta yang sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan.

“Temuan saya via droneemprit, percakapan penundaan pemilu 2024 dari berbagai media pada 14 Maret 2022 diwarnai dengan sentiment negatif sebanyak 1186 mentions atau 94,3% sementara hanya 72 mentions atau sekitar 5,7% yang bernada positif.” Papar Yayan dalam Diskusi Media bertajuk “Menakar Prospek Pemilu dan Pemilihan 2024” di Kedai Tempo hari Selasa 15 maret 2022 kemarin.

Baca Juga: Sejarah All England: Dulu Didirikan di Inggris, Kini Dikuasai oleh Pemain Asia

Selain itu, jika analisis tersebut ditarik dalam periode waktu satu minggu belakangan, maka percakapan berkaitan dengan isu penundaan pemilu didominasi dengan sentimen warganet yang juga negatif. Dengan data yang ia olah tersebut, Yayan mengutarakan bahwa per hari setidaknya ada 1000 lebih mentions negatif terkait isu penundaan pemilu.

Halaman:

Editor: Ahmad Choirul Furqon


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x