Fahri Hamzah Tuntut Agar 575 Anggota DPR Ditangkap

- 17 Oktober 2020, 13:28 WIB
Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah. //Tangkapan layar Instagram/@fahrihamzah

Terkait penangkatan Jumhur dan Syahganda, Fahri kemudian menyinggung soal teori "crime control" yang sempat ditentangnya dan kini malah menjadi senjata bagi lembaga penegak hukum sebagai pretensi penangkapan siapa saja yang kritis terhadap pemerintah.

"Dulu saya menentang teori “crime control” dalam pemberantasan korupsi yang dianut KPK sebab saya khawatir ini akan jadi mazhab penegakan hukum di negara kita. Saya bersyukur melihat KPK lembali ke jalan hukum tapi sedih dengan ideologi lama itu di praktikkan penegak hukum lain," terangnya.

Baca Juga: Persaingan Ketat Elektabilitas Ganjar dan Prabowo

Fahri menjelaskan, inti dari "crime control" adalah penegakan hukum yang mendorong "tujuan menghalalkan cara" atau "end justifies the means". Penegak hukum menganggap menangkap orang tak bersalah agar tercipta suasana terkendali. Padahal kedamaian serta ketertiban adalah akibat dari keadilan.

Ia juga menyebut, bahwa yang seharusnya ditangkap adalah orang-orang yang terekam dalam CCTV sebagai perusuh. Bukan kritikus yang berjasa bagi demokrasi.

"Kalau kritik mereka dianggap memicu kerusuhan, kenapa tidak tangkap 575 anggota DPR yang bikin UU berbagai versi yang kemudian bikin rusuh?" cecar Fahri.

"Ayolah, mari kembali kepada yang benar bahwa kegaduhan publik ada dasarnya. Kerusuhan dan pengrusakan fasilitas publik adalah kejahatan. Tapi kejahatan dan kritik tidak tersambung. Kriminalitas akarnya adalah niat jahat. Tapi kritik muncul sbg respon atas tata kelola yang gagal," tambahnya.

Bagi Fahri, hukum seharusnya tidak boleh menyasar para pengritik, sementara tidak menyentuh para perusuh dan para pelaku vandalisme. Lebih-lebih sampai menuduh mantan presiden (SBY) sebagai dalan di balik kerusuhan. Sebuah tindakan yang, menurutnya, merupakan tindakan yang sembrono.

"Sungguh suatu tindakan yang sembrono dan tidak punya etika. Mau apa sih kita ini? Mau adu domba siapa lagi? Mau merusak bangsakah kita?" sesalnya.

"Saya hanya bisa doa kepada Pak presiden & pak kyai. Semoga bisa jernih meliha realitas ini. Kita tidak bisa begini," tulis Fahri menutup postingannya.***

Halaman:

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x