Bukan Jokowi, Inilah Sosok Pencetus Hari Santri Nasional yang Tidak Banyak Diketahui Orang

- 22 Oktober 2020, 13:29 WIB
KH. Thoriq Bin Ziyad, pencetus ide Hari Santri Nasional.
KH. Thoriq Bin Ziyad, pencetus ide Hari Santri Nasional. //Imron Hakiki/Portal Surabaya

Rembang Bicara - Banyak dari kia mungkin tidak tahu, bahwa ide mengenai Hari Santri Nasional ternyata dicetuskan oleh seorang kiai asal Malang, KH, Thoriq Bin Ziyad, pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Kabupaten Malang.

Pria yang akrab disapa Gus Thoriq itu mengaku, bahwa ide tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2009. 

Bermula dari keprihatinannya terhadap sajarah santri, yang notabene menjadi ciri khas Indonesia, tapi mendapat porsi jauh lebih sedikit dari budaya asing yang masuk. Misalnya yang dicontohkan Gus Thoriq adalah perayaan Valentine dan Halloween.

"Misalnya hari Valentine dan Halloween. Itu kan bukan budaya Indonesia. Sedangkan Santri yang merupakan budaya asli Indonesia justru bisa dikatakan hilang. Padahal santri juga memiliki peran dalam memerdekakan Indonesia melalui Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy'ari," ungkapnya saat ditemui di kediamannya pada Rabu, 21 Oktober 2020.

Untuk menyalurkan aspirasinya tersebut, beberapa jalan sempat ia tempuh. Baik melalui kolega, sahabat, media sosial, bahkan ia sampai harus terjun ke dunia politik agar aspirasinya tersalurkan.

Baca Juga: Ramai Isu Mendagri Melarang Perayaan Maulid Nabi, Begini Klarifikasinya

Pada tahun-tahun tersebut ia memutuskan aktif di Partai Demokrat, mengingat presiden RI waktu itu adalah Susiloyo Bambang Yudhoyono yang tidak lain juga merupakan pimpinan Partai Demokrat.

Namun segala upayanya masih terbentur jalan buntu; berupa ketidaksetujuan dari banyak pihak.

"Ada yang bilang kalau memang ada Hari Santri, seharusnya ada Hari Kiai juga. Ada juga yang meragukan terkait fungsi gagasan tersebut bagi keberlangsungan Bangsa Indonesia," tuturnya. 

Hingga kemudian, aspirasi tersebut menemui titik cerah manakala Calon Presiden Indonesia 2014, Jokowi, hadir ke Pondok Pesantren Babsussalam untuk meminta dukungan dari Gus Thoriq.

Pada pertemuan yang terjadi 10 hari pra pemilu berlangsung itu, Gus Thoriq mengadakan kesepakatan dengan Jokowi. Di mana ia akan mendukung Jokowi selama ia bersedia menetapkan Hari Santri sebagai salah satu peringatan hari besar nasional. 

"Saat itulah saya kontrak politik dengan beliau (Jokowi). Saya bilang, saya siap mendukungnya asal ketika jadi nanti ia menetapkan Hari Santri Nasional, dan akhirnya beliau mengiyakan dan bertanda tangan hitam di atas putih sekaligus bersumpah di depan khalayak," ujarnya.

Baca Juga: Meski Datang Sebagai Menhan, Prabowo Tetap Dicap Warga Austria Sebagai Pelanggar HAM Orde Baru

Demikianlah hinga akhirnya melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015, Presiden Jokowi yang sudah terpilih menetapkan Hari Santri Nasional sebagai salah satu hari besar nasional, terhitung sejak 22 Oktober 2015. 

Gus Thoriq kemudian membeberkan, bahwa gagasan mengenai Hari Santri ini memiliki dampak yang cukup siginifikan bagi santri secara personal dan pondok pesantren secara institusioanl.

Halaman:

Editor: Aly Reza

Sumber: Portal Surabaya


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x