Network
Rembang Bicara – Setelah sembilan bulan lamanya menjalani kegiatan pembelajaran secara daring akibat pandemi Covid-19, siswa sekolah kini diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah awal tahun 2021.
Adanya keputusan dari pemerintah tersebut tentu perlu mempertimbangkan banyak hal.
Salah satunya yaitu keputusan membuka kembali sekolah diserahkan kepada pemerintah daerah yang memahami kondisi di daerahnya masing-masing, sebagaimana diungkap dari hasil Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Baca Juga: Menurut Tokoh Ini FPI Diminta Supaya Menjadi Partai dan Mengikuti Pemilu Saja
Dengan adanya kebijakan itu, maka peta risiko Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional tidak lagi menjadi patokan untuk membuka sekolah.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapresiasi keputusan yang diambil pemerintah pusat.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, FSGI menemukan belum adanya peraturan atau SOP yang mengatur interaksi siswa dan guru dari sejumlah sampling, baik saat perjalanan ke sekolah maupun pulang sekolah.
Baca Juga: Menurut Tokoh Ini FPI Diminta Supaya Menjadi Partai dan Mengikuti Pemilu Saja
Sehingga menurutnya, meskipun persiapan sarana protokol kesehatan terpenuhi, tetapi jika persiapan psikis belum ada maka sekolah berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19.
