Soal Mengurus KAMI, Gatot Nurmantyo Perlu Belajar dari Totti

15 Oktober 2020, 14:51 WIB
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo.* /YouTube @ReflyHarun

Rembang Bicara – Cah, menurut kalian apa yang harus dimiliki oleh pemain supaya diangkat menjadi kapten tim sepak bola? Apakah keberanian saja? Atau cukup berwibawa?

Kalian baru akan mendapat jawabannya setelah mengetahui kisah para kapten hebat dalam sejarah persepakbolaan, salah satunya Totti di AS Roma.

Mereka semua mengajarkan kepada kita, bahwa menjadi kapten tidak cukup bermodalkan wibawa dan keberanian saja.

Sebab jika cuma berani, emang Gabriel Batistuta kalah berani dibanding Totti? Dan kalau soal wibawa, dalam artian pemain jebolan asli Roma, ternyata itu pun nggak menjadi alasan di balik penunjukan Totti.

Baca Juga: Mata Najwa, Kalau Pemerintah Bilang Hoax, Ya Hoax, Jangan Dibantah!

Justru alasan Totti dipilih sebagai kapten sangat sederhana. Ia dianggap memiliki mentalita pemain penuh tanggung jawab, dan juga tidak banyak bicara, sebagaimana penuturan kepten Giallorossi sebelumnya, Aldair. Talk less, do more.

Nah, mentalita tersebut kayaknya patut dimiliki Gatot Nurmantyo, cah. Mimin bukan hendak mengajari Pak Gatot lho. Masak orang hebat militer didikte mimin yang bau kencur ini.

Mimin hanya sekadar bercerita dan memberi masukan saja. Kalau ini nggak masalah dong. Lha wong kantor pos yang sudah pengalaman kirim paketan saja masih sering bilang “saran dan kritik kalian untuk perbaikan layanan Pos” kok. Hehe.

Baca Juga: Dawuh Gus Baha Terkait Demonstrasi

Begini, cah, Pak Gatot kan mulai moncer lewat aksi heroiknya di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Dan kemarin, beberapa anggota KAMI yang turut membantu kemonceran Pak Gatot tersebut ditangkap. Tentu sebagai orang yang dielu-elukan, langkakh Pak Gatot sangat diharapkan.

Bahkan desakan supaya Pak Gatot segera membebaskan para aktivis KAMI datang dari banyak arah, termasuk dari aktivis ProDem, Iwan Sumule.

Baca Juga: Pembunuhan terhadap Orang Rohingya Kembali Terjadi di Myanmar

Alih-alih membuat langkah strategis, Pak Gatot sampai detik ini masih sibuk mengumbar omongan.

Hadeuh, Pak, apa yang dibutuhkan oleh rekan sampean saat ini adalah langkah atau tindakan konkrit. Soal statement nanti saja. Justru kebanyakan omong tuh bisa mudah dibaca lawan.

Ingat, Totti dipilih menjadi kapten sebab nggak banyak omong, cah. Namun saat ada rekannya yang disenggol pemain lawan atau digertak wasit, ia maju duluan. Langsung berhadapan face to face. Bukan teriak kencang dari jarak jauh. Upps.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler