Kain Sesek, Simbol Kedewasaan dan Siap Menikah Perempuan Suku Sasak, Lombok

9 Oktober 2020, 20:31 WIB
Kain Sesek khas Lombok, simbol dewasa dan siap menikah seorang perempuan /indonesiakaya.com

Rembang Bicara - Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dikenal dengan keindahan alamnya yang menyimpan kekayaan tradisi yang menawan.

Selain itu, Lombok juga memiliki kerajinan tradisional yang sangat indah. Kain sesek namanya. Kain khas Sasak, suku asli dari pulau terbesar di Nusa Tenggara Barat.

Sesek dalam bahasa Sasak berarti menenun karena dilakukan dengan menjalin benang satu demi satu (sak sak).

 Baca Juga: Resep Mudah Sate Taichan, Varian Sate Daging Ayam Tanpa Bumbu Kacang

Biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan, pembuatan kain sesek masih menggunakan cara tradisional. 

Pembuatan kain biasa dimulai dengan istilah tetumpuk atau pemintalan. Benang yang terbuat dari kapas diproses dengan cara dipanjangkan.

Benang yang sudah dijalin kemudian dipadatkan hingga berbentuk layaknya selembar kain dengan cara ditenun memakai alat tenun berbahan kayu yang sepintas seperti dipukul-pukul.

Baca Juga: Tanggapi Demonstrasi Tolak RUU Omnibus Law, Bintang Emon: Nggak Ada yang Perlu Dikritik dari DPR!

Selanjutnya, proses tegulung atau menggulung benang. Setelah benang terbentuk, dimulailah proses tepina (memindahkan motif dengan benang nilon).

Benang katun, sutra, marcis, emas, dan perak menjadi bahan dasar pembuatan kain ini. Proses pembuatannya juga terbilang lama memakan waktu sekitar satu bulan. Motif yang rumit menjadi alasan utama lamanya proses pembuatan.

Bagi masyarakat suku Sasak, kain tenun Sesek ini jadi syarat bagi perempuan agar bisa menikah. Hanya kaum perempuan yang diperbolehkan menenun kain ini.

Baca Juga: Demo Ricuh di Berbagai Tempat, Puan Maharani Mendadak Dorong Pemerintah untuk Rangkul Buruh

Keahlian membuat kain dilestarikan secara turun-temurun. Sejak usia belia, para ibu mengajarkan cara membuat kain kepada anak-anak gadisnya hingga mahir.

Lalu, perempuan yang sudah bisa membuat kain ini baru diperbolehkan untuk menikah. Hal ini menjadi simbol bahwa dirinya sudah diangap dewasa dan siap menikah.

Di Desa Sukarara, Lombok, kamu bisa melihat langsung proses pembuatan kain dengan cara tradisional. Selain dijual dalam bentuk helaian, kain tenun Sesek dikreasikan pula menjadi beberapa kerajinan tangan. Mulai dari tas, dompet, pakaian adat, sampai hiasan dinding dengan pigura.*** 

 

Editor: Dian Fitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler