Khutbah Jumat Idul Fitri Tentang ‘Kenapa Harus Istiqomah Setelah Ramadhan’

- 28 April 2022, 08:29 WIB
Ilustrasi materi khutbah Idul Fitri
Ilustrasi materi khutbah Idul Fitri /pixabay.com/suhailsuri

Ingat, amalan diterima atau tidak hanya ada di tangan Allah. Makanya sikap orang-orang shalih dari mulai para Nabi, ulul ‘azmi, mereka kalau sudah beramal, di dalam hati mereka ada rasa takut amal mereka tidak diterima oleh Allah. Dan ini kebiasaan para Nabi, para Rasul dan orang-orang shalih.

Lihat Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam, beliau berdoa:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ ﴿٤٠﴾

Yaa Allah, jadikan aku dan keturunanku orang-orang yang mendirikan shalat, wahai Rabb kami terima dari kami.” (QS. Ibrahim[14]: 40)

Lihat, minta diterima. Padahal siapa beliau? Khalilullah (kekasih Allah terdekat) yang pasti amalannya diterima. Akan tetapi tetap minta diterima amal ibadahnya. Beliau juga disebutkan dalam surat dalam surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿١٢٧﴾

Dan ingatlah ketika Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Ismail ‘Alaihis Salam membangun kembali pondasi Ka’bah yang mau runtuh yang hampir rata dengan tanah

Lihat, amalannya mulia. Membangun Ka’bah di tempat yang mulia di Makkah Al-Mukaromah, dilakukan oleh yang mulia Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Ismail ‘Alaihis Salam.

Meskipun demikian, masih tetap minta agar diterima amal ibadahnya oleh Allah. Apalagi kita yang tidak ada legalitas sama sekali surga, tidak ada legalitas sama sekali kekasih Allah, tidak ada legalitas sama sekali amalnya bagus, beliau masih minta:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا

Halaman:

Editor: Dian Fitriyani


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah