Bela Siswi Non Muslim yang Dipaksa Berjilbab, Puteri Gus Dur Akan Lakukan Langkah Berani Ini Demi Toleransi!

24 Januari 2021, 15:25 WIB
Alissa Wahid, putri mendiang almarhum Gusdur. /Instagram.com/@alissa_wahid

Rembang Bicara - Menyoal kasus siswi non muslim di SMKN 2 Padang yang dipaksa kenakan jilbab, puteri Gus Dur, Alissa Wahid angkat bicara. 

Alissa Wahid terang-terangan mengecam adanya praktik diskriminasi dan intoleransi dalam dunia pendidikan.

Ia mengatakan bahwa dalam kasus sekolah negeri, tentu harus selaras dengan cara pandang konstitusi dan tidak boleh diskriminatif. 

Lain soal jika urusannya adalah sekolah swasta. Pasalnya, kebijakan sekolah swasta diatur sepenuhnya oleh pihak yang bersangkutan.

Baca Juga: Soal Siswi Non Muslim yang Dipaksa Berjilbab, Akhmad Sahal: Itu Ranah Keyakinan, Negara Nggak Boleh Memaksa!

"Kalau sekolah swasta, menurut saya itu diurus dalam ruang kesepakatan antara manajemen sekolah dg orangtua. Setuju? Jalan," ujarnya di akun Twitter miliknya, @AlissaWahid, pada Sabtu, 23 Januari 2021.

"Tapi utk sekolah negeri, harus selaras dg cara pandang konstitusi dan pemenuhan hak warga negara atas pendidikan. Tidak boleh diskriminatif," tambahnya.

Lebih lanjut ia kemudian menyindir kesalahpahaman dalam memaknai demokrasi. Di mana banyak yang mengartikan bahwa demokrasi itu sama dengan kekuasaan di tangan mayoritas. 

Alissa Wahid lalu menegaskan, bagaimanapun peraturan harus dibuat selaras dengan konstitusi, tidak hanya untuk memenuhi kepentingan kelompok mayoritas belaka. Apalagi yang jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo Semprot Akhmad Sahal: Istilah 'Non Muslim' Itu Menyinggung dan Tunjukkan Kesombongan Mayoritas!

"Banyak yang tidak paham, mas. Dikiranya, DEMOKRASI = MAYORITAS BERKUASA. Karena itu, kehendak/kepentingan kelp mayoritaslah yang digunakan dlm menyusun peraturan," ujarnya.

"Tapii, dlm hidup bernegara, semua aturan harus selaras dgn konstitusi , tidak asal dibuat mengikuti mayoritas," sambungnya.

Ia kemudian membeberkan tiga faktor terjadinya kasus semacam ini dalam dunia pendidikan. Antara lain: 1) Tumbuhnya praktik beragama berbasis klaim kebenaran, 2) Efek otonomi daerah, dan 3) Mayoritarianisme.

Selanjutnya, ketika ditanya seandainya ia berada di posisi si siswi yang diminta mengenakan jilbab, Alissa terang-terangan mengaku akan menolaknya. Ia justru akan memperjuangkan haknya dan menggunakan kasus ini untuk mendorong agar tercipta peraturan yang selaras dengan konstitusi.

Baca Juga: Soal Mbak You yang Mengaku Nikah dengan Ular, Deddy Corbuzier dan Gus Miftah: Ngaco, Sakit Jiwa!

"Bukan belum tentu tapi sudah pasti tidak mau dipaksa2 gunakan hijab," ujarnya.

"Tapi saya tidak akan mau dikeluarkan, krn ini kan sekolah negeri. Saya akan perjuangkan hak saya sebagai warganegara & saya akan gunakan kasus ini utk mendorong perubahan ke arah selaras konstitusi," tegasnya.***

Editor: Aly Reza

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler