Network
Rembang Bicara - Salah satu hasil rekomendasi musyawarah pimpinan nasional pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yakni perumusan paradigma gerakan, tentang sikap PMII dalam melihat fenomena perubahan sosial.
Di banyak persoalan berkenaan dengan sosial, ekonomi, politik dan budaya, PMII mengalami kegamangan dalam bersikap.
Sebagaimana diungkapkan wakil sekretaris kaderisasi nasional PB PMII Ragil Setyo Cahyono, bahwa penentuan sikap organisasi penting dirumuskan kembali agar keberpihakan PMII jelas dan terkonsolidir ke tiap tingkatan struktur, dari pusat sampai daerah.
Baca Juga: Belum Banyak Diketahui Publik, Ini Delapan Keunggulan Aplikasi TikTok 18 Plus
"Paradigma yang masih dipakai sebagai cara pandang melihat fenomena perlu dikaji ulang, sesuai dengan perubahan sistem sosial saat ini. Ia menilai, PMII seringkali terjebak pada hubungannya dengan alumni yang berada pada lembaga pemerintahan maupun swasta. Padahal, keberpihakan PMII terhadap rakyat itu harga mati," Jelas Ragil.
Mahasiswa Magister Universitas Indonesia itu menambahkan, bahwa posisi dan arah perjuangan PMII saat ini membutuhkan pembacaan kritis atas kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia.
Hal ini penting guna melihat medan perang yang akan dihadapi.
Ketika PMII tuntas membaca kondisi objektif yang terjadi, penentuan posisi dan arah perjuangan ke depan akan mudah dilakukan.
Variabel yang dapat dibaca salah satunya ialah hubungan negara dan masyarakat sipil.
